You are here: Home > > BIARKAN ANAK BICARA Sebuah Pembelaan bagi Anak yang Berdedikasi Tinggi

BIARKAN ANAK BICARA Sebuah Pembelaan bagi Anak yang Berdedikasi Tinggi

BIARKAN ANAK BICARA
Sebuah Pembelaan bagi Anak yang Berdedikasi Tinggi
Oleh: Afa el_Azizy*
Di jaman yang serba modern dan canggih ini, kebanyakan orang tua memiliki segudang harapan agar anaknya kelak menjadi pribadi yang selain sholeh, tetapi juga menjadi sosok yang cerdas dan berwawasan luas. Agaknya memang cukup berlebihan. Tetapi didukung dengan do’a dari orang tua dan si anak serta keteguhan dan kemantapan orang tua pada perkembangan anaknya, bukan tak mungkin segala impian sang orang tua akan terlaksana.
Ternyata, berangkat dari perkembangan si anak yang sangat nyata dan gamblang serta dapat diuji kecakapannya, mayoritas orang tua kurang menerima keadaan itu. Hal ini banyak terjadi di kalangan orang tua yang sangat kental dengan prinsip yang mereka pegang yang mana mereka tidak pernah menerima komitmen anaknya yang agak berseberangan ataupun hanya berupa suatu jalan pintas dari prinsip yang mereka miliki. Padahal, komitmen si anak belum tentu sepenuhnya salah. Si anak tersebut bisa mantap dengan suatu komitmen dikarenakan mereka memiliki argumen yang kuat dan dapat dipercaya serta mudah ditemukan referensinya. Tak mungkin si anak itu hanya sekedar ngawur atau main-main disebabkan pada kisaran usia tersebut, si anak sangat butuh terhadap konsep yang jelas dan kuat yang bisa dibilang cukup untuk menjadi pedoman hidup dan bukan untuk sekedar bermain-main.
Terlebih jika orang tua sudah mulai perang mulut atau beradu argument dengan si anak. Si anak yang mempunyai banyak jurus jitu dan memiliki seribu akal yang masih cemerlang, bukan mustahil sang orang tua akan klepek-klepek dengan apa yang diutarakan oleh anaknya. Seharusnya prinsip itu tidak hanya harus dipegang, tetapi juga harus dicari ribuan cara untuk mempertahankannya. Kebanyakan orang tua sering beranggapaan bahwa kalau sudah punya prinsip, harus dipegang erat-erat. Padahal, selain harus dipegang, mereka juga harus punya cara yang tepat untuk mengendalikannya agar tak luput diterjang prinsip orang lain. Inilah salah satu kelemahan yang sering dilupakan oleh sang orang tua. Kalaupun tidak, itupun hanya minoritas. Tak dapat dipungkiri, bila orang tua sudah kalah dalam berargumen, maka mereka tidak akan terima dengan segala perkataan anaknya atau mungkin malah sampai batas yang tidak wajar dengan menyumpahi si anak seperti berucap, “Dasar anak tak tahu diri, dikasih tahu orang tua malah ngelawan, sudah disekolahin mahal-mahal cuma begini jadinya. Awas nanti kalau kuwalat”. Sungguh tragis. Menurut pendapat sang orang tua, sebagai anak itu harus manut saja supaya tidak nyusahin mereka. Padahal, si anak hanya ingin sekedar meluruskan atau hanya ingin memberitahu segala uneg-unegnya.
Meskipun begitu, masih ada orang tua yang sadar akan kelebihan anaknya dalam hal mengutarakan seluruh ganjalan hatinya. Mereka menganggap hal itu sebagai awal titik kebangkitan si anak untuk bertindak lebih dewasa dan lebih maju dibanding sebelumnya. Mereka tak pernah menjadikan argumen si anak sebagai cara untuk memojokkan dan mengunggahi pengetahuan mereka. Tak sekalipun ada di benak mereka bahwa si anak akan keminter terhadap diri mereka. Mereka lebih suka kalau si anak memperoleh lebih dari apa yang mereka dapatkan. Dengan itu, segala pengorbanan mereka pada si anak tak sia-sia. Yang penting, perbedaan prinsip bukanlah suatu kontroversi besar. Dengan perbedaan tersebut, sang orang tua bisa juga menjadikannya sebagai pengetahuan atau wawasan baru karena diperkuat oleh berbagai argumen yang mungkin saja sewaktu-waktu bisa dipegang dalam keadaan darurat dan terpaksa.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Responses to “BIARKAN ANAK BICARA Sebuah Pembelaan bagi Anak yang Berdedikasi Tinggi”:

Leave a comment

publisher: 7 templates